Jangan bayangkan Akbar Himawan Buchari, 34, menjalankan kehidupan yang enteng-enteng saja. Dia memulai segalanya justru ketika masih butuh banyak bimbingan.

Bos perusahaan otobus (PO) Kurnia, kesohor dengan lintas Medan–Aceh serta Medan–Padang, itu kehilangan ayahnya—yang menjadi korban kecelakaan pesawat—waktu dia belum genap 10 tahun pada 1997. Padahal, kelak, dia akan menemui banyak hal yang menyulitkan seperti merasakan langsung efek kondisi keamanan Aceh selama konflik bersenjata GAM dan TNI, serta peristiwa tsunami. Karena masih terlalu belia, PO itu dipegang pamannya, dan Akbar baru bisa bergabung pada 2004 saat duduk di bangku SMA. 

Dan sebagai bagian dari pengelola perusahaan logistik dan transportasi, dia mengawalinya pada bagian inti: mekanik. Setelah itu, dia baru bisa merambah kawasan manajemen dan menjadi pengambil keputusan. 

Seiring waktu, dia merambah bisnis lain seperti perhotelan, properti, dan perkebunan. Baru-baru ini dia terpilih sebagai Ketua HIPMI periode 2022–2025. Sebelum berada pada pos tersebut, lulusan Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara itu merupakan anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi Partai Golkar. Penyeimbang kegiatan bisnisnya adalah aktivitasnya pada reli mobil dan Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI).