back to list
Profile
Profile
Profile
Farell Grandisuri Sutantio
Farell Grandisuri Sutantio
Farell Grandisuri Sutantio
President Director and Grup CEO PT Cisarua Mountain Dairy
President Director and Grup CEO PT Cisarua Mountain Dairy
President Director and Grup CEO PT Cisarua Mountain Dairy



Farell Sutantio (35) dilantik menjadi Direktur Utama PT Cimory Mountain Dairy pada 2015. Bersama dua saudaranya, Axel Sutantio dan Wenzel Sutantio, dia turut andil membesarkan bisnis Cimory yang didirikan oleh sang ayah, Bambang Sutantio.
Ide bisnisnya berawal dari niat Bambang untuk membantu kehidupan peternak sapi di Cisarua yang tertekan karena rendahnya harga susu. “Awal mulanya dari garasi rumah. Kami pakai oven kecil, menuangkan susu ke dalam botol satu-satu," kata Farell, beberapa waktu lalu.
Farell yang menyandang gelar sarjana ekonomi dari University of Western Australia pada 2006 ini mengatakan, menjaga bisnis keluarga tak serta merta mudah. Konsumsi susu masyarakat Indonesia masih rendah, sementara pasar diisi oleh merek-merek ternama seperti Indomilk, Diamond, dan Greenfield.
Bermula dari produk susu sapi dan yogurt yang dipasarkan melalui restoran milik keluarga, nama Cimory mulai dikenal. Distribusi juga didukung oleh keberadaan Miss Cimory, yakni para wanita yang secara khusus dilatih menjadi agen pemasaran langsung ke konsumen. Selain itu, produk-produk Cimory juga dipasarkan secara luas melalui jaringan ritel modern.
Periode 2019–2021 menjadi periode high growth bagi Cimory. Pandemi Covid-19 meningkatkan permintaan terhadap susu dan membuat produknya laris-manis. Perusahaan pun memperkuat strategi pemasaran digital, termasuk dengan memasang iklan di TikTok, YouTube, dan Instagram.
Cimory kemudian melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Desember 2021 dengan meraup dana Rp3,66 triliun pada hajatan IPO. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan pada akhir Desember, Cimory membukukan penjualan neto sebesar Rp2,7 triliun. Jumlah itu naik 119 persen dibandingkan penjualan kuartal tiga 2020 yang sebesar Rp1,2 triliun. Sedangkan, laba periode berjalan sebesar Rp 605,9 miliar, meroket 550,5 persen. Per November 2021, tercatat Cimory memiliki 2.428 orang karyawan baik kontrak maupun tetap.
Produk Cimory kini sudah diekspor ke Filipina dan Singapura dan akan terus mencari pasar baru. “Kami melihat target pasar Vietnam dan Malaysia. Asia Tenggara jadi prioritas untuk ekspor,” kata Farell yang juga bergelar master dari Universitas Oxford ini.
Farell Sutantio (35) dilantik menjadi Direktur Utama PT Cimory Mountain Dairy pada 2015. Bersama dua saudaranya, Axel Sutantio dan Wenzel Sutantio, dia turut andil membesarkan bisnis Cimory yang didirikan oleh sang ayah, Bambang Sutantio.
Ide bisnisnya berawal dari niat Bambang untuk membantu kehidupan peternak sapi di Cisarua yang tertekan karena rendahnya harga susu. “Awal mulanya dari garasi rumah. Kami pakai oven kecil, menuangkan susu ke dalam botol satu-satu," kata Farell, beberapa waktu lalu.
Farell yang menyandang gelar sarjana ekonomi dari University of Western Australia pada 2006 ini mengatakan, menjaga bisnis keluarga tak serta merta mudah. Konsumsi susu masyarakat Indonesia masih rendah, sementara pasar diisi oleh merek-merek ternama seperti Indomilk, Diamond, dan Greenfield.
Bermula dari produk susu sapi dan yogurt yang dipasarkan melalui restoran milik keluarga, nama Cimory mulai dikenal. Distribusi juga didukung oleh keberadaan Miss Cimory, yakni para wanita yang secara khusus dilatih menjadi agen pemasaran langsung ke konsumen. Selain itu, produk-produk Cimory juga dipasarkan secara luas melalui jaringan ritel modern.
Periode 2019–2021 menjadi periode high growth bagi Cimory. Pandemi Covid-19 meningkatkan permintaan terhadap susu dan membuat produknya laris-manis. Perusahaan pun memperkuat strategi pemasaran digital, termasuk dengan memasang iklan di TikTok, YouTube, dan Instagram.
Cimory kemudian melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Desember 2021 dengan meraup dana Rp3,66 triliun pada hajatan IPO. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan pada akhir Desember, Cimory membukukan penjualan neto sebesar Rp2,7 triliun. Jumlah itu naik 119 persen dibandingkan penjualan kuartal tiga 2020 yang sebesar Rp1,2 triliun. Sedangkan, laba periode berjalan sebesar Rp 605,9 miliar, meroket 550,5 persen. Per November 2021, tercatat Cimory memiliki 2.428 orang karyawan baik kontrak maupun tetap.
Produk Cimory kini sudah diekspor ke Filipina dan Singapura dan akan terus mencari pasar baru. “Kami melihat target pasar Vietnam dan Malaysia. Asia Tenggara jadi prioritas untuk ekspor,” kata Farell yang juga bergelar master dari Universitas Oxford ini.
Farell Sutantio (35) dilantik menjadi Direktur Utama PT Cimory Mountain Dairy pada 2015. Bersama dua saudaranya, Axel Sutantio dan Wenzel Sutantio, dia turut andil membesarkan bisnis Cimory yang didirikan oleh sang ayah, Bambang Sutantio.
Ide bisnisnya berawal dari niat Bambang untuk membantu kehidupan peternak sapi di Cisarua yang tertekan karena rendahnya harga susu. “Awal mulanya dari garasi rumah. Kami pakai oven kecil, menuangkan susu ke dalam botol satu-satu," kata Farell, beberapa waktu lalu.
Farell yang menyandang gelar sarjana ekonomi dari University of Western Australia pada 2006 ini mengatakan, menjaga bisnis keluarga tak serta merta mudah. Konsumsi susu masyarakat Indonesia masih rendah, sementara pasar diisi oleh merek-merek ternama seperti Indomilk, Diamond, dan Greenfield.
Bermula dari produk susu sapi dan yogurt yang dipasarkan melalui restoran milik keluarga, nama Cimory mulai dikenal. Distribusi juga didukung oleh keberadaan Miss Cimory, yakni para wanita yang secara khusus dilatih menjadi agen pemasaran langsung ke konsumen. Selain itu, produk-produk Cimory juga dipasarkan secara luas melalui jaringan ritel modern.
Periode 2019–2021 menjadi periode high growth bagi Cimory. Pandemi Covid-19 meningkatkan permintaan terhadap susu dan membuat produknya laris-manis. Perusahaan pun memperkuat strategi pemasaran digital, termasuk dengan memasang iklan di TikTok, YouTube, dan Instagram.
Cimory kemudian melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Desember 2021 dengan meraup dana Rp3,66 triliun pada hajatan IPO. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan pada akhir Desember, Cimory membukukan penjualan neto sebesar Rp2,7 triliun. Jumlah itu naik 119 persen dibandingkan penjualan kuartal tiga 2020 yang sebesar Rp1,2 triliun. Sedangkan, laba periode berjalan sebesar Rp 605,9 miliar, meroket 550,5 persen. Per November 2021, tercatat Cimory memiliki 2.428 orang karyawan baik kontrak maupun tetap.
Produk Cimory kini sudah diekspor ke Filipina dan Singapura dan akan terus mencari pasar baru. “Kami melihat target pasar Vietnam dan Malaysia. Asia Tenggara jadi prioritas untuk ekspor,” kata Farell yang juga bergelar master dari Universitas Oxford ini.
Quick Fact
Quick Fact
Quick Fact
Farell Grandisuri Sutantio
Farell Grandisuri Sutantio
Education:
Education:
-
-
Quotes:
Quotes:
-
-
© 2025 IDN. All Rights Reserved.
© 2025 IDN. All Rights Reserved.
© 2025 IDN. All Rights Reserved.