back to list

Profile

Profile

Profile

John Riady

John Riady

John Riady

CEO Lippo Karawaci dan Direktur Lippo Group

CEO Lippo Karawaci dan Direktur Lippo Group

CEO Lippo Karawaci dan Direktur Lippo Group

Sedari kecil, John Riady sudah tak asing dengan dunia bisnis. Kakeknya, Mochtar Riady merupakan seorang pengusaha andal yang berhasil membangun konglomerasi Lippo Group hingga memiliki beberapa lini usaha, mulai dari perbankan, properti, kesehatan, ritel, dan media. Begitu pun ayahandanya, James Riady yang merupakan seorang bankir ulung dan sukses membawa bisnis Lippo Group terus berekspansi hingga luar negeri. 

John memulai karier di usia 20 tahun di sebuah perusahaan investasi di kota New York, Amerika Serikat (AS) usai menamatkan pendidikan Filsafat Politik dan Ekonomi di Georgetown University. Saat masih bekerja sekitar tahun 2007, ayahnya menawarkan kesempatan membangun bisnis media yang baru dirintis. Globe Media Group nama perusahaan itu yang membawahi sejumlah kantor berita seperti Berita Satu, Globe Asia, Suara Pembaruan dan Jakarta Globe. 

Tawaran itu disanggupi, ia pun kembali ke Tanah Air. Namun, beberapa tahun kemudian, ia memutuskan kembali ke AS untuk melanjutkan sekolah S2 dan mengambil gelar Master bidang keuangan di Wharton School of Business serta gelar hukum di Columbia University. 

Setelah pendidikannya rampung, ia kembali ke Tanah Air dan mengajar beberapa tahun mata kuliah seperti tata negara, hukum hingga ekonomi di Universitas Pelita Harapan.

Berbeda dengan ayah dan kakek yang berkecimpung di bisnis tradisional, John rupanya memiliki naluri tajam masuk ke sektor teknologi dan digital. Ia melihat bidang ini sebagai salah satu pilar bisnis masa depan. 

Masuk ke bisnis teknologi digital, John pun mendapat restu keluarga lantaran dinilai sejalan filosofi perusahaan: stewardship atau amanah. Di sini, perusahaan harus tumbuh berkesinambungan dan memberikan berkah bagi masyarakat dengan menyediakan solusi, sebagaimana yang selama terlihat konsep bisnis teknologi. 

“Tahun 2012-2013 perusahaan teknologi seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia baru muncul. Lalu pada 2014, saya mulai investasi kecil-kecilan secara pribadi di berbagai perusahaan rintisan (startup) lewat ajakan seorang teman,” kata John dalam sesi wawancara dengan Fortune Indonesia, pertengahan Januari lalu. 

Selang beberapa tahun, ia pun mendirikan Venturra Capital yang beroperasi di bawah PT Multipolar Tbk (MLPL). Nantinya MLPL digunakan oleh Lippo Group sebagai kendaraan berekspansi ke sektor teknologi dan digital. 

John bercerita, pada awal startup teknologi bermunculan, valuasinya baru sekitar US$60 juta. Tapi siapa sangka, hanya dalam tujuh tahun, industrinya melesat dengan pertumbuhan 1.000 kali lipat. Pada 2021, valuasi ekonomi digital diperkirakan mencapai US$70 miliar atau setara Rp1.005 triliun.

Karenanya, dia melihat teknologi akan menjadi berperan besar dalam ekosistem dan perekonomian Indonesia.”Jadi tentunya penting bagi kami belajar dan terjun, berkolaborasi dengan ekosistem dan pemain teknologi lainnya. Ini kira-kira yang akan menjadi fokus kami ke depan,” ujar Ayah empat anak ini.

Sedari kecil, John Riady sudah tak asing dengan dunia bisnis. Kakeknya, Mochtar Riady merupakan seorang pengusaha andal yang berhasil membangun konglomerasi Lippo Group hingga memiliki beberapa lini usaha, mulai dari perbankan, properti, kesehatan, ritel, dan media. Begitu pun ayahandanya, James Riady yang merupakan seorang bankir ulung dan sukses membawa bisnis Lippo Group terus berekspansi hingga luar negeri. 

John memulai karier di usia 20 tahun di sebuah perusahaan investasi di kota New York, Amerika Serikat (AS) usai menamatkan pendidikan Filsafat Politik dan Ekonomi di Georgetown University. Saat masih bekerja sekitar tahun 2007, ayahnya menawarkan kesempatan membangun bisnis media yang baru dirintis. Globe Media Group nama perusahaan itu yang membawahi sejumlah kantor berita seperti Berita Satu, Globe Asia, Suara Pembaruan dan Jakarta Globe. 

Tawaran itu disanggupi, ia pun kembali ke Tanah Air. Namun, beberapa tahun kemudian, ia memutuskan kembali ke AS untuk melanjutkan sekolah S2 dan mengambil gelar Master bidang keuangan di Wharton School of Business serta gelar hukum di Columbia University. 

Setelah pendidikannya rampung, ia kembali ke Tanah Air dan mengajar beberapa tahun mata kuliah seperti tata negara, hukum hingga ekonomi di Universitas Pelita Harapan.

Berbeda dengan ayah dan kakek yang berkecimpung di bisnis tradisional, John rupanya memiliki naluri tajam masuk ke sektor teknologi dan digital. Ia melihat bidang ini sebagai salah satu pilar bisnis masa depan. 

Masuk ke bisnis teknologi digital, John pun mendapat restu keluarga lantaran dinilai sejalan filosofi perusahaan: stewardship atau amanah. Di sini, perusahaan harus tumbuh berkesinambungan dan memberikan berkah bagi masyarakat dengan menyediakan solusi, sebagaimana yang selama terlihat konsep bisnis teknologi. 

“Tahun 2012-2013 perusahaan teknologi seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia baru muncul. Lalu pada 2014, saya mulai investasi kecil-kecilan secara pribadi di berbagai perusahaan rintisan (startup) lewat ajakan seorang teman,” kata John dalam sesi wawancara dengan Fortune Indonesia, pertengahan Januari lalu. 

Selang beberapa tahun, ia pun mendirikan Venturra Capital yang beroperasi di bawah PT Multipolar Tbk (MLPL). Nantinya MLPL digunakan oleh Lippo Group sebagai kendaraan berekspansi ke sektor teknologi dan digital. 

John bercerita, pada awal startup teknologi bermunculan, valuasinya baru sekitar US$60 juta. Tapi siapa sangka, hanya dalam tujuh tahun, industrinya melesat dengan pertumbuhan 1.000 kali lipat. Pada 2021, valuasi ekonomi digital diperkirakan mencapai US$70 miliar atau setara Rp1.005 triliun.

Karenanya, dia melihat teknologi akan menjadi berperan besar dalam ekosistem dan perekonomian Indonesia.”Jadi tentunya penting bagi kami belajar dan terjun, berkolaborasi dengan ekosistem dan pemain teknologi lainnya. Ini kira-kira yang akan menjadi fokus kami ke depan,” ujar Ayah empat anak ini.

Sedari kecil, John Riady sudah tak asing dengan dunia bisnis. Kakeknya, Mochtar Riady merupakan seorang pengusaha andal yang berhasil membangun konglomerasi Lippo Group hingga memiliki beberapa lini usaha, mulai dari perbankan, properti, kesehatan, ritel, dan media. Begitu pun ayahandanya, James Riady yang merupakan seorang bankir ulung dan sukses membawa bisnis Lippo Group terus berekspansi hingga luar negeri. 

John memulai karier di usia 20 tahun di sebuah perusahaan investasi di kota New York, Amerika Serikat (AS) usai menamatkan pendidikan Filsafat Politik dan Ekonomi di Georgetown University. Saat masih bekerja sekitar tahun 2007, ayahnya menawarkan kesempatan membangun bisnis media yang baru dirintis. Globe Media Group nama perusahaan itu yang membawahi sejumlah kantor berita seperti Berita Satu, Globe Asia, Suara Pembaruan dan Jakarta Globe. 

Tawaran itu disanggupi, ia pun kembali ke Tanah Air. Namun, beberapa tahun kemudian, ia memutuskan kembali ke AS untuk melanjutkan sekolah S2 dan mengambil gelar Master bidang keuangan di Wharton School of Business serta gelar hukum di Columbia University. 

Setelah pendidikannya rampung, ia kembali ke Tanah Air dan mengajar beberapa tahun mata kuliah seperti tata negara, hukum hingga ekonomi di Universitas Pelita Harapan.

Berbeda dengan ayah dan kakek yang berkecimpung di bisnis tradisional, John rupanya memiliki naluri tajam masuk ke sektor teknologi dan digital. Ia melihat bidang ini sebagai salah satu pilar bisnis masa depan. 

Masuk ke bisnis teknologi digital, John pun mendapat restu keluarga lantaran dinilai sejalan filosofi perusahaan: stewardship atau amanah. Di sini, perusahaan harus tumbuh berkesinambungan dan memberikan berkah bagi masyarakat dengan menyediakan solusi, sebagaimana yang selama terlihat konsep bisnis teknologi. 

“Tahun 2012-2013 perusahaan teknologi seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia baru muncul. Lalu pada 2014, saya mulai investasi kecil-kecilan secara pribadi di berbagai perusahaan rintisan (startup) lewat ajakan seorang teman,” kata John dalam sesi wawancara dengan Fortune Indonesia, pertengahan Januari lalu. 

Selang beberapa tahun, ia pun mendirikan Venturra Capital yang beroperasi di bawah PT Multipolar Tbk (MLPL). Nantinya MLPL digunakan oleh Lippo Group sebagai kendaraan berekspansi ke sektor teknologi dan digital. 

John bercerita, pada awal startup teknologi bermunculan, valuasinya baru sekitar US$60 juta. Tapi siapa sangka, hanya dalam tujuh tahun, industrinya melesat dengan pertumbuhan 1.000 kali lipat. Pada 2021, valuasi ekonomi digital diperkirakan mencapai US$70 miliar atau setara Rp1.005 triliun.

Karenanya, dia melihat teknologi akan menjadi berperan besar dalam ekosistem dan perekonomian Indonesia.”Jadi tentunya penting bagi kami belajar dan terjun, berkolaborasi dengan ekosistem dan pemain teknologi lainnya. Ini kira-kira yang akan menjadi fokus kami ke depan,” ujar Ayah empat anak ini.

Quick Fact

Quick Fact

Quick Fact

John Riady

John Riady

Education:

Education:

-

-

Quotes:

Quotes:

-

-