back to list

Profile

Profile

Profile

Reynold Wijaya

Reynold Wijaya

Reynold Wijaya

Co-founder dan CEO Modalku

Co-founder dan CEO Modalku

Co-founder dan CEO Modalku

Reynold Wijaya tidak pernah mengira bakal terjun ke bisnis keuangan. Namun, Modalku, perusahaan yang dia rintis, sukses menjadi pemain menonjol dalam industri teknologi keuangan kiwari.

Lulusan jurusan Teknik Industri dari Michigan University itu tetap rendah hati dengan pencapaian Modalku saat menutup 2022 dengan realisasi pinjaman kumulatif Rp41,2 triliun dan 5,1 juta transaksi. “Akan lebih membanggakan kalau Modalku suatu hari nanti bisa masuk [daftar] Fortune 100,” katanya kepada Fortune Indonesia (16/1) saat menjelaskan bahwa dia kurang nyaman membicarakan diri sendiri. 

Padahal, upaya Reynold membangun Modalku belum lama, yakni pada 2014 ketika dia mengambil Master of Business Administration di Harvard Business School. Itu juga tidak sengaja, karena niat awalnya mengejar MBA adalah untuk mengembangkan bisnis keluarga. Reynold adalah anak ketiga dari pasangan pendiri Grup Unifam, Harsono Pangjaya dan Susylia Sukana. Perusahaan tersebut bergerak pada bidang F&B dan telah menelurkan sejumlah produk seperti permen Milkita serta es Kiko. Di sana, pria yang kini berusia 34 itu sempat menjadi manajer operasional.  

Niatnya berubah waktu dia bertemu Kelvin Teo, teman sekelasnya di kampus bisnis bergengsi tersebut. Mereka kerap mendiskusikan berbagai ide bisnis, yang lantas berujung keseriusan untuk membangun usaha baru. Mereka pun menetapkan sejumlah kriteria jika ingin membangun bisnis bersama. Misalnya, bisnis itu mesti beroperasi di negara Asia Tenggara. Alasannya praktis saja. Reynold warga Indonesia, dan Kelvin dari Singapura. Lalu, usaha tersebut mesti dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya.

Setelah menimbang sejumlah hal, sektor keuangan pun menjadi opsi. “Saat itu kami inginnya beyond financial. Kalau cuman keuangan aja, tapi enggak memberikan dampak ya buat apa,” kata Reynold. 

Mereka akhirnya mantap untuk membangun perusahaan yang memberikan layanan pendanaan peer-to-peer (P2P) lending khusus untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Reynold memandang skema bisnis tersebut memungkinkan adanya solusi akses pendanaan bagi usaha kecil. Selain itu, dia merasa ruang tumbuh fintech lending masih besar. “Demand-nya sangat jelas,” katanya.

Baca kisah selengkapnya pada Majalah Fortune Indonesia edisi Februari 2023.

Reynold Wijaya tidak pernah mengira bakal terjun ke bisnis keuangan. Namun, Modalku, perusahaan yang dia rintis, sukses menjadi pemain menonjol dalam industri teknologi keuangan kiwari.

Lulusan jurusan Teknik Industri dari Michigan University itu tetap rendah hati dengan pencapaian Modalku saat menutup 2022 dengan realisasi pinjaman kumulatif Rp41,2 triliun dan 5,1 juta transaksi. “Akan lebih membanggakan kalau Modalku suatu hari nanti bisa masuk [daftar] Fortune 100,” katanya kepada Fortune Indonesia (16/1) saat menjelaskan bahwa dia kurang nyaman membicarakan diri sendiri. 

Padahal, upaya Reynold membangun Modalku belum lama, yakni pada 2014 ketika dia mengambil Master of Business Administration di Harvard Business School. Itu juga tidak sengaja, karena niat awalnya mengejar MBA adalah untuk mengembangkan bisnis keluarga. Reynold adalah anak ketiga dari pasangan pendiri Grup Unifam, Harsono Pangjaya dan Susylia Sukana. Perusahaan tersebut bergerak pada bidang F&B dan telah menelurkan sejumlah produk seperti permen Milkita serta es Kiko. Di sana, pria yang kini berusia 34 itu sempat menjadi manajer operasional.  

Niatnya berubah waktu dia bertemu Kelvin Teo, teman sekelasnya di kampus bisnis bergengsi tersebut. Mereka kerap mendiskusikan berbagai ide bisnis, yang lantas berujung keseriusan untuk membangun usaha baru. Mereka pun menetapkan sejumlah kriteria jika ingin membangun bisnis bersama. Misalnya, bisnis itu mesti beroperasi di negara Asia Tenggara. Alasannya praktis saja. Reynold warga Indonesia, dan Kelvin dari Singapura. Lalu, usaha tersebut mesti dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya.

Setelah menimbang sejumlah hal, sektor keuangan pun menjadi opsi. “Saat itu kami inginnya beyond financial. Kalau cuman keuangan aja, tapi enggak memberikan dampak ya buat apa,” kata Reynold. 

Mereka akhirnya mantap untuk membangun perusahaan yang memberikan layanan pendanaan peer-to-peer (P2P) lending khusus untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Reynold memandang skema bisnis tersebut memungkinkan adanya solusi akses pendanaan bagi usaha kecil. Selain itu, dia merasa ruang tumbuh fintech lending masih besar. “Demand-nya sangat jelas,” katanya.

Baca kisah selengkapnya pada Majalah Fortune Indonesia edisi Februari 2023.

Reynold Wijaya tidak pernah mengira bakal terjun ke bisnis keuangan. Namun, Modalku, perusahaan yang dia rintis, sukses menjadi pemain menonjol dalam industri teknologi keuangan kiwari.

Lulusan jurusan Teknik Industri dari Michigan University itu tetap rendah hati dengan pencapaian Modalku saat menutup 2022 dengan realisasi pinjaman kumulatif Rp41,2 triliun dan 5,1 juta transaksi. “Akan lebih membanggakan kalau Modalku suatu hari nanti bisa masuk [daftar] Fortune 100,” katanya kepada Fortune Indonesia (16/1) saat menjelaskan bahwa dia kurang nyaman membicarakan diri sendiri. 

Padahal, upaya Reynold membangun Modalku belum lama, yakni pada 2014 ketika dia mengambil Master of Business Administration di Harvard Business School. Itu juga tidak sengaja, karena niat awalnya mengejar MBA adalah untuk mengembangkan bisnis keluarga. Reynold adalah anak ketiga dari pasangan pendiri Grup Unifam, Harsono Pangjaya dan Susylia Sukana. Perusahaan tersebut bergerak pada bidang F&B dan telah menelurkan sejumlah produk seperti permen Milkita serta es Kiko. Di sana, pria yang kini berusia 34 itu sempat menjadi manajer operasional.  

Niatnya berubah waktu dia bertemu Kelvin Teo, teman sekelasnya di kampus bisnis bergengsi tersebut. Mereka kerap mendiskusikan berbagai ide bisnis, yang lantas berujung keseriusan untuk membangun usaha baru. Mereka pun menetapkan sejumlah kriteria jika ingin membangun bisnis bersama. Misalnya, bisnis itu mesti beroperasi di negara Asia Tenggara. Alasannya praktis saja. Reynold warga Indonesia, dan Kelvin dari Singapura. Lalu, usaha tersebut mesti dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya.

Setelah menimbang sejumlah hal, sektor keuangan pun menjadi opsi. “Saat itu kami inginnya beyond financial. Kalau cuman keuangan aja, tapi enggak memberikan dampak ya buat apa,” kata Reynold. 

Mereka akhirnya mantap untuk membangun perusahaan yang memberikan layanan pendanaan peer-to-peer (P2P) lending khusus untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Reynold memandang skema bisnis tersebut memungkinkan adanya solusi akses pendanaan bagi usaha kecil. Selain itu, dia merasa ruang tumbuh fintech lending masih besar. “Demand-nya sangat jelas,” katanya.

Baca kisah selengkapnya pada Majalah Fortune Indonesia edisi Februari 2023.

Quick Fact

Quick Fact

Quick Fact

Reynold Wijaya

Reynold Wijaya

Education:

Education:

Master of Business Administration (M.B.A) Harvard Business School,

Master of Business Administration (M.B.A) Harvard Business School,

Quotes:

Quotes:

"Akan lebih membanggakan kalau Modalku suatu hari nanti bisa masuk [daftar] Fortune 100."

"Akan lebih membanggakan kalau Modalku suatu hari nanti bisa masuk [daftar] Fortune 100."