back to list

Profile

Profile

Profile

Roderick Purwana

Roderick Purwana

Roderick Purwana

Managing Partner of East Ventures

Managing Partner of East Ventures

Managing Partner of East Ventures

Nasib orang siapa yang tahu? Roderick Purwana (39) tak pernah berencana untuk bekerja di industri keuangan. Setelah menyelesaikan sekolah menengah di Jakarta, ia hijrah ke Negeri Paman Sam untuk melanjutkan pendidikan.

Siapa sangka, setelah merampungkan pendidikannya, Roderick malah mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan modal ventura di Silicon Valley, California. Empat tahun bekerja, Roderick memutuskan pulang kampung agar lebih dekat dengan orang tuanya. Antara 2009-2011, ia membantu bisnis logistik dan transportasi milik kerabatnya sebelum bergabung dengan private equity fund milik Thomas Lembong, Quvat.

Setelah itu, ia bersama rekannya merintis startup fesyen Bobobobo. Dua setengah tahun di sana, ia keluar. Nasib lalu membawanya bertemu bos Sinar Mas, Franky Oesman Widjaja. Franky sebenarnya menawarkan modal kepada Roderick untuk kembali merintis startup. Namun, Roderick malah mengajukan proposal untuk memulai modal ventura sehingga lahirlah SMDV (Sinar Mas Digital Ventures) pada 2014. “Nah, salah satu investasi pertama SMDV itu ke East Ventures,” kata Roderick.

Pada 2017, seiring perkembangan bisnis digital di Indonesia, muncul inisiatif untuk membangun EV Growth yang fokus menyuntik modal startup berskala besar. Atas persetujuan SMDV, Roderick akhirnya memimpin EV Growth dan Willson Cuaca memimpin East Ventures yang fokusnya investasi ke startup pada tahap awal. EV Growth kembali dilebur ke East Ventures pada awal 2021.

Dua belas tahun berdiri, ada lebih dari 200 startup dalam ekosistem East Ventures. Dengan lebih dari 400 founders, tentu tak semua koordinasi dilakukan secara langsung. Maka, East Ventures pun menambah anggota timnya untuk koordinasi hingga mencapai lebih dari 50 orang.

Dengan tingkat pengembalian atau Internal Rate of Return (IRR) mencapai kisaran 30 persen, apakah East Ventures siap melakukan exit strategy? Roderick menyebut bahwa ada sejumlah penjualan yang telah dilakukan. Di antaranya penjualan Moka ke Gojek dan Kudo ke Grab. “Yang masih belum pecah telur itu IPO (Initial Public Offering). Mudah-mudahan GoTo bakal IPO, Traveloka juga sedang membidik pasar publik tahun ini,” ujarnya.

Nasib orang siapa yang tahu? Roderick Purwana (39) tak pernah berencana untuk bekerja di industri keuangan. Setelah menyelesaikan sekolah menengah di Jakarta, ia hijrah ke Negeri Paman Sam untuk melanjutkan pendidikan.

Siapa sangka, setelah merampungkan pendidikannya, Roderick malah mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan modal ventura di Silicon Valley, California. Empat tahun bekerja, Roderick memutuskan pulang kampung agar lebih dekat dengan orang tuanya. Antara 2009-2011, ia membantu bisnis logistik dan transportasi milik kerabatnya sebelum bergabung dengan private equity fund milik Thomas Lembong, Quvat.

Setelah itu, ia bersama rekannya merintis startup fesyen Bobobobo. Dua setengah tahun di sana, ia keluar. Nasib lalu membawanya bertemu bos Sinar Mas, Franky Oesman Widjaja. Franky sebenarnya menawarkan modal kepada Roderick untuk kembali merintis startup. Namun, Roderick malah mengajukan proposal untuk memulai modal ventura sehingga lahirlah SMDV (Sinar Mas Digital Ventures) pada 2014. “Nah, salah satu investasi pertama SMDV itu ke East Ventures,” kata Roderick.

Pada 2017, seiring perkembangan bisnis digital di Indonesia, muncul inisiatif untuk membangun EV Growth yang fokus menyuntik modal startup berskala besar. Atas persetujuan SMDV, Roderick akhirnya memimpin EV Growth dan Willson Cuaca memimpin East Ventures yang fokusnya investasi ke startup pada tahap awal. EV Growth kembali dilebur ke East Ventures pada awal 2021.

Dua belas tahun berdiri, ada lebih dari 200 startup dalam ekosistem East Ventures. Dengan lebih dari 400 founders, tentu tak semua koordinasi dilakukan secara langsung. Maka, East Ventures pun menambah anggota timnya untuk koordinasi hingga mencapai lebih dari 50 orang.

Dengan tingkat pengembalian atau Internal Rate of Return (IRR) mencapai kisaran 30 persen, apakah East Ventures siap melakukan exit strategy? Roderick menyebut bahwa ada sejumlah penjualan yang telah dilakukan. Di antaranya penjualan Moka ke Gojek dan Kudo ke Grab. “Yang masih belum pecah telur itu IPO (Initial Public Offering). Mudah-mudahan GoTo bakal IPO, Traveloka juga sedang membidik pasar publik tahun ini,” ujarnya.

Nasib orang siapa yang tahu? Roderick Purwana (39) tak pernah berencana untuk bekerja di industri keuangan. Setelah menyelesaikan sekolah menengah di Jakarta, ia hijrah ke Negeri Paman Sam untuk melanjutkan pendidikan.

Siapa sangka, setelah merampungkan pendidikannya, Roderick malah mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan modal ventura di Silicon Valley, California. Empat tahun bekerja, Roderick memutuskan pulang kampung agar lebih dekat dengan orang tuanya. Antara 2009-2011, ia membantu bisnis logistik dan transportasi milik kerabatnya sebelum bergabung dengan private equity fund milik Thomas Lembong, Quvat.

Setelah itu, ia bersama rekannya merintis startup fesyen Bobobobo. Dua setengah tahun di sana, ia keluar. Nasib lalu membawanya bertemu bos Sinar Mas, Franky Oesman Widjaja. Franky sebenarnya menawarkan modal kepada Roderick untuk kembali merintis startup. Namun, Roderick malah mengajukan proposal untuk memulai modal ventura sehingga lahirlah SMDV (Sinar Mas Digital Ventures) pada 2014. “Nah, salah satu investasi pertama SMDV itu ke East Ventures,” kata Roderick.

Pada 2017, seiring perkembangan bisnis digital di Indonesia, muncul inisiatif untuk membangun EV Growth yang fokus menyuntik modal startup berskala besar. Atas persetujuan SMDV, Roderick akhirnya memimpin EV Growth dan Willson Cuaca memimpin East Ventures yang fokusnya investasi ke startup pada tahap awal. EV Growth kembali dilebur ke East Ventures pada awal 2021.

Dua belas tahun berdiri, ada lebih dari 200 startup dalam ekosistem East Ventures. Dengan lebih dari 400 founders, tentu tak semua koordinasi dilakukan secara langsung. Maka, East Ventures pun menambah anggota timnya untuk koordinasi hingga mencapai lebih dari 50 orang.

Dengan tingkat pengembalian atau Internal Rate of Return (IRR) mencapai kisaran 30 persen, apakah East Ventures siap melakukan exit strategy? Roderick menyebut bahwa ada sejumlah penjualan yang telah dilakukan. Di antaranya penjualan Moka ke Gojek dan Kudo ke Grab. “Yang masih belum pecah telur itu IPO (Initial Public Offering). Mudah-mudahan GoTo bakal IPO, Traveloka juga sedang membidik pasar publik tahun ini,” ujarnya.

Quick Fact

Quick Fact

Quick Fact

Roderick Purwana

Roderick Purwana

Education:

Education:

Masters, Management Science and Engineering at Stanford University

Masters, Management Science and Engineering at Stanford University

Quotes:

Quotes:

"Yang masih belum pecah telur itu IPO (initial public offering). Mudah-mudahan GoTo bakal IPO, Traveloka juga sedang membidik pasar publik tahun ini."

"Yang masih belum pecah telur itu IPO (initial public offering). Mudah-mudahan GoTo bakal IPO, Traveloka juga sedang membidik pasar publik tahun ini."