back to list

Profile

Profile

Profile

Ryan Katuari

Ryan Katuari

Ryan Katuari

CMO Wings Group

CMO Wings Group

CMO Wings Group

Jakarta, FORTUNE - Ryan Katuari (36) kini menjabat Chief Marketing Officer di Wings Group. Wings dirintis oleh kakek Ryan, Johannes Ferdinand Katuari bersama rekannya, Harjo Sutanto pada 1948. Karena republik ini masih belia pada waktu itu, barang yang diproduksi pun masih sederhana. Produk pertamanya berwujud sabun batangan dengan merek Fa Wings yang dibuat di pabrik rumahan mereka di Surabaya dan dijual dari pintu ke pintu dengan bersepeda.

Perusahaan ini mulai agresif pada 1991 setelah usahanya berubah bentuk dari firma menjadi perseroan terbatas dengan nama resmi PT Wings Surya. Tapi, bagai pelanduk menantang gajah, persaingan yang dihadapinya tak mudah. Ada Unilever yang sejak 1933 telah mendominasi pasar produk konsumen Tanah Air atas izin pemerintah kolonial.

Dengan siasat memasarkan produk serupa dengan dengan harga lebih miring, Wings mampu bertahan. Beberapa produk unggulan Wings adalah detergen So Klin yang menyaingi Rinso, sabun mandi GIV berhadapan dengan Lux, sabun kesehatan Nuvo membayangi Lifebuoy, dan lainnya. Tak hanya identik dengan sabun, Wings juga meluncurkan Mie Sedaap yang menggoyang hegemoni Indomie milik Grup Salim. Di pasar es krim, mereka memiliki Glico Wings. Intinya, Wings Group tidak ingin tertinggal untuk meramaikan pasar barang konsumsi.

Keberhasilan Wings tidak hanya di Indonesia. Sejumlah laporan menyebut, setidaknya 30 persen pemasukan Wings berasal dari pasar ekspor, terutama Afrika. Di Nigeria misalnya, Wings masuk pada 1995 dan mencuri pasar deterjen yang dikuasai Unilever dan Procter & Gamble melalui produk So Klin. 

Jakarta, FORTUNE - Ryan Katuari (36) kini menjabat Chief Marketing Officer di Wings Group. Wings dirintis oleh kakek Ryan, Johannes Ferdinand Katuari bersama rekannya, Harjo Sutanto pada 1948. Karena republik ini masih belia pada waktu itu, barang yang diproduksi pun masih sederhana. Produk pertamanya berwujud sabun batangan dengan merek Fa Wings yang dibuat di pabrik rumahan mereka di Surabaya dan dijual dari pintu ke pintu dengan bersepeda.

Perusahaan ini mulai agresif pada 1991 setelah usahanya berubah bentuk dari firma menjadi perseroan terbatas dengan nama resmi PT Wings Surya. Tapi, bagai pelanduk menantang gajah, persaingan yang dihadapinya tak mudah. Ada Unilever yang sejak 1933 telah mendominasi pasar produk konsumen Tanah Air atas izin pemerintah kolonial.

Dengan siasat memasarkan produk serupa dengan dengan harga lebih miring, Wings mampu bertahan. Beberapa produk unggulan Wings adalah detergen So Klin yang menyaingi Rinso, sabun mandi GIV berhadapan dengan Lux, sabun kesehatan Nuvo membayangi Lifebuoy, dan lainnya. Tak hanya identik dengan sabun, Wings juga meluncurkan Mie Sedaap yang menggoyang hegemoni Indomie milik Grup Salim. Di pasar es krim, mereka memiliki Glico Wings. Intinya, Wings Group tidak ingin tertinggal untuk meramaikan pasar barang konsumsi.

Keberhasilan Wings tidak hanya di Indonesia. Sejumlah laporan menyebut, setidaknya 30 persen pemasukan Wings berasal dari pasar ekspor, terutama Afrika. Di Nigeria misalnya, Wings masuk pada 1995 dan mencuri pasar deterjen yang dikuasai Unilever dan Procter & Gamble melalui produk So Klin. 

Jakarta, FORTUNE - Ryan Katuari (36) kini menjabat Chief Marketing Officer di Wings Group. Wings dirintis oleh kakek Ryan, Johannes Ferdinand Katuari bersama rekannya, Harjo Sutanto pada 1948. Karena republik ini masih belia pada waktu itu, barang yang diproduksi pun masih sederhana. Produk pertamanya berwujud sabun batangan dengan merek Fa Wings yang dibuat di pabrik rumahan mereka di Surabaya dan dijual dari pintu ke pintu dengan bersepeda.

Perusahaan ini mulai agresif pada 1991 setelah usahanya berubah bentuk dari firma menjadi perseroan terbatas dengan nama resmi PT Wings Surya. Tapi, bagai pelanduk menantang gajah, persaingan yang dihadapinya tak mudah. Ada Unilever yang sejak 1933 telah mendominasi pasar produk konsumen Tanah Air atas izin pemerintah kolonial.

Dengan siasat memasarkan produk serupa dengan dengan harga lebih miring, Wings mampu bertahan. Beberapa produk unggulan Wings adalah detergen So Klin yang menyaingi Rinso, sabun mandi GIV berhadapan dengan Lux, sabun kesehatan Nuvo membayangi Lifebuoy, dan lainnya. Tak hanya identik dengan sabun, Wings juga meluncurkan Mie Sedaap yang menggoyang hegemoni Indomie milik Grup Salim. Di pasar es krim, mereka memiliki Glico Wings. Intinya, Wings Group tidak ingin tertinggal untuk meramaikan pasar barang konsumsi.

Keberhasilan Wings tidak hanya di Indonesia. Sejumlah laporan menyebut, setidaknya 30 persen pemasukan Wings berasal dari pasar ekspor, terutama Afrika. Di Nigeria misalnya, Wings masuk pada 1995 dan mencuri pasar deterjen yang dikuasai Unilever dan Procter & Gamble melalui produk So Klin. 

Quick Fact

Quick Fact

Quick Fact

Ryan Katuari

Ryan Katuari

Education:

Education:

-

-

Quotes:

Quotes:

-

-