back to list
Profile
Profile
Profile
Vincent Saputra
Vincent Saputra
Vincent Saputra
Direktur Utama RMK Energy
Direktur Utama RMK Energy
Direktur Utama RMK Energy



Ada anekdot kesohor yang sering dipakai untuk menggambarkan bisnis keluarga. Bunyinya kira-kira begini: generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan. Vincent Saputera, Direktur Utama PT RMK Energy Tbk, merasa harus membuktikan sebaliknya.
Anak sulung dari tiga bersaudara ini seperti mewarisi kecekatan dan naluri bisnis sang ayah—Tony Saputra. Vincent, 33, yang memimpin RMK setahun setelah perusahaan tersebut go public pada 7 Desember 2021; memahami betul bagaimana jatuh bangun sang ayah dalam merintis bisnis: dari semula perusahaan conveyor menjadi usaha bidang pelayanan jasa logistik, trading dan pertambangan batu bara.
Karena itulah, keterlibatannya di RMK bukan didasari oleh dorongan orang tua, melainkan keinginan pribadi untuk bisa memastikan perusahaan dapat terus berkembang dan berkelanjutan. “Dari kecil kami sudah lihat bagaimana work ethic ayah. Dari pas awal-awal merintis perusahaan conveyor, beliau tidur di pabrik. Kami melihat perjalanannya seperti apa, dari situ mulai tumbuh passion,” ujar lulusan Marshall School of Business, Universitas Southern California, Los Angeles tersebut.
Menurut Vincent, meski hampir 78 persen pendapatan RMK Energy berasal dari batu bara, hingga saat ini nilai tambah perusahaannya justru berada pada jasa logistik. Sebagai satu-satunya perusahaan swasta yang mengoperasikan pelabuhan terintegrasi dengan kereta api di Sumatra Selatan—wilayah dengan deposit batu bara terbesar keempat di Indonesia—perusahaannya menjadi solusi logistik yang efisien bagi banyak perusahaan tambang. Di sisi lain, RMK juga membantu pemerintah provinsi mengurangi beban kepadatan jalan yang dilalui truk-truk batu bara.
Dengan spesialisasi tersebut, Vincent yakin bahwa kehadiran perusahaannya dalam jangka panjang akan sangat dibutuhkan. “Kami sadar daerah lain punya problem yang mirip dengan di Sumsel. Enggak harus batu bara,” ujarnya.
Ada anekdot kesohor yang sering dipakai untuk menggambarkan bisnis keluarga. Bunyinya kira-kira begini: generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan. Vincent Saputera, Direktur Utama PT RMK Energy Tbk, merasa harus membuktikan sebaliknya.
Anak sulung dari tiga bersaudara ini seperti mewarisi kecekatan dan naluri bisnis sang ayah—Tony Saputra. Vincent, 33, yang memimpin RMK setahun setelah perusahaan tersebut go public pada 7 Desember 2021; memahami betul bagaimana jatuh bangun sang ayah dalam merintis bisnis: dari semula perusahaan conveyor menjadi usaha bidang pelayanan jasa logistik, trading dan pertambangan batu bara.
Karena itulah, keterlibatannya di RMK bukan didasari oleh dorongan orang tua, melainkan keinginan pribadi untuk bisa memastikan perusahaan dapat terus berkembang dan berkelanjutan. “Dari kecil kami sudah lihat bagaimana work ethic ayah. Dari pas awal-awal merintis perusahaan conveyor, beliau tidur di pabrik. Kami melihat perjalanannya seperti apa, dari situ mulai tumbuh passion,” ujar lulusan Marshall School of Business, Universitas Southern California, Los Angeles tersebut.
Menurut Vincent, meski hampir 78 persen pendapatan RMK Energy berasal dari batu bara, hingga saat ini nilai tambah perusahaannya justru berada pada jasa logistik. Sebagai satu-satunya perusahaan swasta yang mengoperasikan pelabuhan terintegrasi dengan kereta api di Sumatra Selatan—wilayah dengan deposit batu bara terbesar keempat di Indonesia—perusahaannya menjadi solusi logistik yang efisien bagi banyak perusahaan tambang. Di sisi lain, RMK juga membantu pemerintah provinsi mengurangi beban kepadatan jalan yang dilalui truk-truk batu bara.
Dengan spesialisasi tersebut, Vincent yakin bahwa kehadiran perusahaannya dalam jangka panjang akan sangat dibutuhkan. “Kami sadar daerah lain punya problem yang mirip dengan di Sumsel. Enggak harus batu bara,” ujarnya.
Ada anekdot kesohor yang sering dipakai untuk menggambarkan bisnis keluarga. Bunyinya kira-kira begini: generasi pertama membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan. Vincent Saputera, Direktur Utama PT RMK Energy Tbk, merasa harus membuktikan sebaliknya.
Anak sulung dari tiga bersaudara ini seperti mewarisi kecekatan dan naluri bisnis sang ayah—Tony Saputra. Vincent, 33, yang memimpin RMK setahun setelah perusahaan tersebut go public pada 7 Desember 2021; memahami betul bagaimana jatuh bangun sang ayah dalam merintis bisnis: dari semula perusahaan conveyor menjadi usaha bidang pelayanan jasa logistik, trading dan pertambangan batu bara.
Karena itulah, keterlibatannya di RMK bukan didasari oleh dorongan orang tua, melainkan keinginan pribadi untuk bisa memastikan perusahaan dapat terus berkembang dan berkelanjutan. “Dari kecil kami sudah lihat bagaimana work ethic ayah. Dari pas awal-awal merintis perusahaan conveyor, beliau tidur di pabrik. Kami melihat perjalanannya seperti apa, dari situ mulai tumbuh passion,” ujar lulusan Marshall School of Business, Universitas Southern California, Los Angeles tersebut.
Menurut Vincent, meski hampir 78 persen pendapatan RMK Energy berasal dari batu bara, hingga saat ini nilai tambah perusahaannya justru berada pada jasa logistik. Sebagai satu-satunya perusahaan swasta yang mengoperasikan pelabuhan terintegrasi dengan kereta api di Sumatra Selatan—wilayah dengan deposit batu bara terbesar keempat di Indonesia—perusahaannya menjadi solusi logistik yang efisien bagi banyak perusahaan tambang. Di sisi lain, RMK juga membantu pemerintah provinsi mengurangi beban kepadatan jalan yang dilalui truk-truk batu bara.
Dengan spesialisasi tersebut, Vincent yakin bahwa kehadiran perusahaannya dalam jangka panjang akan sangat dibutuhkan. “Kami sadar daerah lain punya problem yang mirip dengan di Sumsel. Enggak harus batu bara,” ujarnya.
Quick Fact
Quick Fact
Quick Fact
Vincent Saputra
Vincent Saputra
Education:
Education:
-
-
Quotes:
Quotes:
-
-
© 2025 IDN. All Rights Reserved.
© 2025 IDN. All Rights Reserved.
© 2025 IDN. All Rights Reserved.