back to list
Profile
Profile
Profile
Willix Halim
Willix Halim
Willix Halim
CEO Bukalapak
CEO Bukalapak
CEO Bukalapak



Willix Halim menjadi Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak pada 16 Februari 2022, menggantikan Rachmat Kaimuddin yang berlabuh di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves).
Pria berusia 35 tahun itu memiliki rekam jejak panjang dalam industri teknologi, dan dia juga bukan orang baru di Bukalapak. Willix bergabung di sana sejak 2016 sebagai Chief Operating Officer (COO). Dia dinilai salah satu tokoh di balik kesuksesan Mitra Bukalapak hingga menjadi pemimpin pasar O2O (Online to Offline), dan memperluas variasi produk serta layanan digital Bukalapak.
Pencapaian ini turut mengantarkan Bukalapak menjadi perusahaan teknologi pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2021, sekaligus IPO dengan nilai terbesar mencapai Rp21,9 triliun pada masa itu.
Di bawah kepemimpinannya, kinerja Bukalapak terus menunjukkan pertumbuhan positif. Pendapatannya pada Januari-September 2022 mencapai Rp2,59 triliun, tumbuh 92 persen dari Rp1,35 triliun tahun sebelumnya. Laba operasionalnya melonjak 391 persen dari rugi Rp1,22 triliun pada periode sama tahun sebelumnya menjadi Rp2,76 triliun, terutama disebabkan raihan laba nilai investasi marked-to-market dari PT Allo Bank Tbk. Alhasil, perseroan itu dapat meraih laba bersih Rp3,62 triliun, naik 421 persen dari rugi bersih Rp1,13 triliun sebelumnya.
Willix Halim menjadi Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak pada 16 Februari 2022, menggantikan Rachmat Kaimuddin yang berlabuh di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves).
Pria berusia 35 tahun itu memiliki rekam jejak panjang dalam industri teknologi, dan dia juga bukan orang baru di Bukalapak. Willix bergabung di sana sejak 2016 sebagai Chief Operating Officer (COO). Dia dinilai salah satu tokoh di balik kesuksesan Mitra Bukalapak hingga menjadi pemimpin pasar O2O (Online to Offline), dan memperluas variasi produk serta layanan digital Bukalapak.
Pencapaian ini turut mengantarkan Bukalapak menjadi perusahaan teknologi pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2021, sekaligus IPO dengan nilai terbesar mencapai Rp21,9 triliun pada masa itu.
Di bawah kepemimpinannya, kinerja Bukalapak terus menunjukkan pertumbuhan positif. Pendapatannya pada Januari-September 2022 mencapai Rp2,59 triliun, tumbuh 92 persen dari Rp1,35 triliun tahun sebelumnya. Laba operasionalnya melonjak 391 persen dari rugi Rp1,22 triliun pada periode sama tahun sebelumnya menjadi Rp2,76 triliun, terutama disebabkan raihan laba nilai investasi marked-to-market dari PT Allo Bank Tbk. Alhasil, perseroan itu dapat meraih laba bersih Rp3,62 triliun, naik 421 persen dari rugi bersih Rp1,13 triliun sebelumnya.
Willix Halim menjadi Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak pada 16 Februari 2022, menggantikan Rachmat Kaimuddin yang berlabuh di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves).
Pria berusia 35 tahun itu memiliki rekam jejak panjang dalam industri teknologi, dan dia juga bukan orang baru di Bukalapak. Willix bergabung di sana sejak 2016 sebagai Chief Operating Officer (COO). Dia dinilai salah satu tokoh di balik kesuksesan Mitra Bukalapak hingga menjadi pemimpin pasar O2O (Online to Offline), dan memperluas variasi produk serta layanan digital Bukalapak.
Pencapaian ini turut mengantarkan Bukalapak menjadi perusahaan teknologi pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 2021, sekaligus IPO dengan nilai terbesar mencapai Rp21,9 triliun pada masa itu.
Di bawah kepemimpinannya, kinerja Bukalapak terus menunjukkan pertumbuhan positif. Pendapatannya pada Januari-September 2022 mencapai Rp2,59 triliun, tumbuh 92 persen dari Rp1,35 triliun tahun sebelumnya. Laba operasionalnya melonjak 391 persen dari rugi Rp1,22 triliun pada periode sama tahun sebelumnya menjadi Rp2,76 triliun, terutama disebabkan raihan laba nilai investasi marked-to-market dari PT Allo Bank Tbk. Alhasil, perseroan itu dapat meraih laba bersih Rp3,62 triliun, naik 421 persen dari rugi bersih Rp1,13 triliun sebelumnya.
Quick Fact
Quick Fact
Quick Fact
Willix Halim
Willix Halim
Education:
Education:
Stanford University Graduate School of Business
Stanford University Graduate School of Business
Quotes:
Quotes:
-
-
© 2025 IDN. All Rights Reserved.
© 2025 IDN. All Rights Reserved.
© 2025 IDN. All Rights Reserved.