back to list

back to list

Profile

Profile

Profile

Agus Projosasmito

Agus Projosasmito

Agus Projosasmito

Presiden Komisaris Komisaris Utama Amman Mineral Internasional

Presiden Komisaris Komisaris Utama Amman Mineral Internasional

Presiden Komisaris Komisaris Utama Amman Mineral Internasional

Agus Projosasmito terlihat bungah ketika berdiri di sisi Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada 23 September lalu. Hari itu, Komisaris Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) tersebut mendampingi Presiden Jokowi saat meresmikan smelter dan pemurnian mineral perusahaannya. proyek itu pula yang membawa Agus dkk akhirnya mendirikan Amman dan mengambil alih Batu Hijau—tambang emas dan tembaga terbesar kedua di Indonesia.

Sebelumnya Batu Hijau dikuasai oleh Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation melalui PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), dengan kepemilikan saham masing-masing 45 persen saham dan 35 persen. Sisanya, sebesar 20 persen, dimiliki PT Pukuafu Indah yang berbasis di Indonesia.

Newmont, yang telah melewati sejumlah episode perselisihan dengan pemerintah Indonesia akibat kewajiban divestasi saham dan membangun smelter dalam Undang-Undang No.4/2009 tentang Minerba, akhirnya memutuskan hengkang dari Indonesia. Apalagi, raksasa tambang asal Colorado, Amerika Serikat, itu tengah berfokus mengurangi utangnya dan tambang Batu Hijau dinilai sudah tidak ekonomis.

Namun, bersama Alexander Ramlie dan Sudjiono “Ujin” Timan yang tengah mengeksplorasi peluang investasi dan diversifikasi bisnis pada industri energi dan mineral, Agus memiliki pandangan lain. Ia melihat Batu Hijau masih menyimpan banyak potensi yang belum dikembangkan dengan prospek jangka panjang yang solid. Pada 2105, ia pun mulai menjajaki diskusi dengan Newmont, Sumitomo Corporation, dan PT Multi Daerah Bersaing untuk mengakuisisi tambang Batu Hijau dan sumber daya mineral Elang. 

“Potensi cadangan tembaga berkadar tinggi, kandungan emas dan perak sebagai mineral ikutan, posisi strategis di pasar global, serta potensi harga komoditas di masa depan menjadi faktor kunci dalam menilai kelayakan investasi aset tersebut,” ujar Agus kepada Fortune Indonesia.

Agus Projosasmito terlihat bungah ketika berdiri di sisi Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada 23 September lalu. Hari itu, Komisaris Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) tersebut mendampingi Presiden Jokowi saat meresmikan smelter dan pemurnian mineral perusahaannya. proyek itu pula yang membawa Agus dkk akhirnya mendirikan Amman dan mengambil alih Batu Hijau—tambang emas dan tembaga terbesar kedua di Indonesia.

Sebelumnya Batu Hijau dikuasai oleh Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation melalui PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), dengan kepemilikan saham masing-masing 45 persen saham dan 35 persen. Sisanya, sebesar 20 persen, dimiliki PT Pukuafu Indah yang berbasis di Indonesia.

Newmont, yang telah melewati sejumlah episode perselisihan dengan pemerintah Indonesia akibat kewajiban divestasi saham dan membangun smelter dalam Undang-Undang No.4/2009 tentang Minerba, akhirnya memutuskan hengkang dari Indonesia. Apalagi, raksasa tambang asal Colorado, Amerika Serikat, itu tengah berfokus mengurangi utangnya dan tambang Batu Hijau dinilai sudah tidak ekonomis.

Namun, bersama Alexander Ramlie dan Sudjiono “Ujin” Timan yang tengah mengeksplorasi peluang investasi dan diversifikasi bisnis pada industri energi dan mineral, Agus memiliki pandangan lain. Ia melihat Batu Hijau masih menyimpan banyak potensi yang belum dikembangkan dengan prospek jangka panjang yang solid. Pada 2105, ia pun mulai menjajaki diskusi dengan Newmont, Sumitomo Corporation, dan PT Multi Daerah Bersaing untuk mengakuisisi tambang Batu Hijau dan sumber daya mineral Elang. 

“Potensi cadangan tembaga berkadar tinggi, kandungan emas dan perak sebagai mineral ikutan, posisi strategis di pasar global, serta potensi harga komoditas di masa depan menjadi faktor kunci dalam menilai kelayakan investasi aset tersebut,” ujar Agus kepada Fortune Indonesia.

Agus Projosasmito terlihat bungah ketika berdiri di sisi Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada 23 September lalu. Hari itu, Komisaris Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) tersebut mendampingi Presiden Jokowi saat meresmikan smelter dan pemurnian mineral perusahaannya. proyek itu pula yang membawa Agus dkk akhirnya mendirikan Amman dan mengambil alih Batu Hijau—tambang emas dan tembaga terbesar kedua di Indonesia.

Sebelumnya Batu Hijau dikuasai oleh Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation melalui PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), dengan kepemilikan saham masing-masing 45 persen saham dan 35 persen. Sisanya, sebesar 20 persen, dimiliki PT Pukuafu Indah yang berbasis di Indonesia.

Newmont, yang telah melewati sejumlah episode perselisihan dengan pemerintah Indonesia akibat kewajiban divestasi saham dan membangun smelter dalam Undang-Undang No.4/2009 tentang Minerba, akhirnya memutuskan hengkang dari Indonesia. Apalagi, raksasa tambang asal Colorado, Amerika Serikat, itu tengah berfokus mengurangi utangnya dan tambang Batu Hijau dinilai sudah tidak ekonomis.

Namun, bersama Alexander Ramlie dan Sudjiono “Ujin” Timan yang tengah mengeksplorasi peluang investasi dan diversifikasi bisnis pada industri energi dan mineral, Agus memiliki pandangan lain. Ia melihat Batu Hijau masih menyimpan banyak potensi yang belum dikembangkan dengan prospek jangka panjang yang solid. Pada 2105, ia pun mulai menjajaki diskusi dengan Newmont, Sumitomo Corporation, dan PT Multi Daerah Bersaing untuk mengakuisisi tambang Batu Hijau dan sumber daya mineral Elang. 

“Potensi cadangan tembaga berkadar tinggi, kandungan emas dan perak sebagai mineral ikutan, posisi strategis di pasar global, serta potensi harga komoditas di masa depan menjadi faktor kunci dalam menilai kelayakan investasi aset tersebut,” ujar Agus kepada Fortune Indonesia.

Quick Fact

Quick Fact

Quick Fact

Agus Projosasmito

Agus Projosasmito

Education:

Education:

-

-

Quotes:

Quotes:

-

-