back to list

back to list

Profile

Profile

Profile

Edwin Soeryadjaya

Edwin Soeryadjaya

Edwin Soeryadjaya

Presiden Komisaris Saratoga Investama Sedaya

Presiden Komisaris Saratoga Investama Sedaya

Presiden Komisaris Saratoga Investama Sedaya

Ini mungkin sedikit klise. Tapi, tak pernah ada kata terlambat untuk merintis usaha. Edwin Soeryadjaya membuktikan hal tersebut. Pendiri Saratoga Investama Sedaya, yang menempati urutan ke-29 orang terkaya Indonesia menurut Forbes (2021), itu baru memulai usahanya dari umur 44. Saat itu ayahnya, William Soeryadjaya, juga bukan lagi pemilik Astra Internasional lantaran telah menjual seluruh sahamnya untuk menutupi kewajiban Bank Summa. 

Langkah Edwin dimulai ketika ia memberanikan diri mengikuti tender Kerja Sama Operasi milik PT Telkom dengan AriaWest pada 1996. Ia mengaku banyak melakukan akrobat untuk memenangkan tender tersebut. Sebab, ada sekitar 50 perusahaan yang menjadi peserta, sementara proyek yang dikerjakan hanya lima. Namun, dengan attitude yang positif dan kerja keras, Edwin terpilih.

Sukses pada tender tersebut, Edwin kian trengginas dengan mendirikan Saratoga Investama pada 1998. Dengan kapal itu pula Edwin membuktikan kepiawaiannya dalam menyehatkan banyak perusahaan. Adaro Energy adalah salah satu kesuksesan terbesarnya. Pada 2005, Edwin dan sejumlah rekan bisnisnya seperti Benny Subianto mengakuisisi 40 persen saham perusahaan tersebut dengan modal US$40 juta. Kini Saratoga menggenggam 15,2 persen saham Adaro dengan valuasi Rp18,69 triliun. Tahun lalu, setoran dividen dari Adaro mencapai Rp1,9 triliun  dan membuat Saratoga mengalami lonjakan pendapatan dividen sebesar 57 persen menjadi Rp2,59 triliun.


Ini mungkin sedikit klise. Tapi, tak pernah ada kata terlambat untuk merintis usaha. Edwin Soeryadjaya membuktikan hal tersebut. Pendiri Saratoga Investama Sedaya, yang menempati urutan ke-29 orang terkaya Indonesia menurut Forbes (2021), itu baru memulai usahanya dari umur 44. Saat itu ayahnya, William Soeryadjaya, juga bukan lagi pemilik Astra Internasional lantaran telah menjual seluruh sahamnya untuk menutupi kewajiban Bank Summa. 

Langkah Edwin dimulai ketika ia memberanikan diri mengikuti tender Kerja Sama Operasi milik PT Telkom dengan AriaWest pada 1996. Ia mengaku banyak melakukan akrobat untuk memenangkan tender tersebut. Sebab, ada sekitar 50 perusahaan yang menjadi peserta, sementara proyek yang dikerjakan hanya lima. Namun, dengan attitude yang positif dan kerja keras, Edwin terpilih.

Sukses pada tender tersebut, Edwin kian trengginas dengan mendirikan Saratoga Investama pada 1998. Dengan kapal itu pula Edwin membuktikan kepiawaiannya dalam menyehatkan banyak perusahaan. Adaro Energy adalah salah satu kesuksesan terbesarnya. Pada 2005, Edwin dan sejumlah rekan bisnisnya seperti Benny Subianto mengakuisisi 40 persen saham perusahaan tersebut dengan modal US$40 juta. Kini Saratoga menggenggam 15,2 persen saham Adaro dengan valuasi Rp18,69 triliun. Tahun lalu, setoran dividen dari Adaro mencapai Rp1,9 triliun  dan membuat Saratoga mengalami lonjakan pendapatan dividen sebesar 57 persen menjadi Rp2,59 triliun.


Ini mungkin sedikit klise. Tapi, tak pernah ada kata terlambat untuk merintis usaha. Edwin Soeryadjaya membuktikan hal tersebut. Pendiri Saratoga Investama Sedaya, yang menempati urutan ke-29 orang terkaya Indonesia menurut Forbes (2021), itu baru memulai usahanya dari umur 44. Saat itu ayahnya, William Soeryadjaya, juga bukan lagi pemilik Astra Internasional lantaran telah menjual seluruh sahamnya untuk menutupi kewajiban Bank Summa. 

Langkah Edwin dimulai ketika ia memberanikan diri mengikuti tender Kerja Sama Operasi milik PT Telkom dengan AriaWest pada 1996. Ia mengaku banyak melakukan akrobat untuk memenangkan tender tersebut. Sebab, ada sekitar 50 perusahaan yang menjadi peserta, sementara proyek yang dikerjakan hanya lima. Namun, dengan attitude yang positif dan kerja keras, Edwin terpilih.

Sukses pada tender tersebut, Edwin kian trengginas dengan mendirikan Saratoga Investama pada 1998. Dengan kapal itu pula Edwin membuktikan kepiawaiannya dalam menyehatkan banyak perusahaan. Adaro Energy adalah salah satu kesuksesan terbesarnya. Pada 2005, Edwin dan sejumlah rekan bisnisnya seperti Benny Subianto mengakuisisi 40 persen saham perusahaan tersebut dengan modal US$40 juta. Kini Saratoga menggenggam 15,2 persen saham Adaro dengan valuasi Rp18,69 triliun. Tahun lalu, setoran dividen dari Adaro mencapai Rp1,9 triliun  dan membuat Saratoga mengalami lonjakan pendapatan dividen sebesar 57 persen menjadi Rp2,59 triliun.


Quick Fact

Quick Fact

Quick Fact

Edwin Soeryadjaya

Edwin Soeryadjaya

Education:

Education:

-

-

Quotes:

Quotes:

-

-