Jakarta, FORTUNE - Bagi banyak orang Indonesia, jamu masih jadi 'jalan ninja', mengutip frasa yang sering diselipkan anak-anak muda untuk menyebut cara hidup. Minuman tradisional itu bisa didapatkan dari berbagai tempat mulai dari kios kecil, warung seduh di jalanan, atau kedai yang lebih modern. Bahkan ketika kini orang bisa dengan cepat berobat ke klinik atau rumah sakit berbekal BPJS Kesehatan, jamu masih mendapat tempat di benak masyarakat. 

Sido Muncul—berkode emiten SIDO—di antara perusahaan yang kuku bisnisnya masih kuat menancap di lanskap industri jamu dan obat herbal Indonesia, dan Irwan Hidayat sulit dinafikan sebagai tokoh yang membesarkannya. Pada 2021, saat banyak negara masih dibekap oleh kengerian pandemi Covid-19, termasuk Indonesia, SIDO—dengan Tolak Angin sebagai produk populernya—mencatatkan kinerja mengesankan. 

Irwan mengaku tidak pernah terpikir untuk masuk ke industri ini. Padahal, cikal bakal usaha yang kelak dinamai Sido Muncul itu diawali oleh neneknya sendiri, Sri Agustina, yang mulanya meracik jamu masuk angin karena memiliki kecakapan dalam urusan rempah-rempah, pada 1940. Puluhan tahun setelahnya pada 1972, Irwan mewarisi bisnis itu dari ayahnya, Yahya Hidayat, saat usianya masih 25 tahun. 

Menurutnya, seperti dilansir Kompas.com, kunci keberlanjutan perusahaan farmasi adalah kejujuran, rasionalitas, dan keamanan. “Karena saya enggak sekolah, saya tiru. Apa yang kita anggap bagus, saya tiru,” ujarnya. Maka, pada 1998 Sido Muncul membangun beragam laboratorium. Progres tersebut akhirnya menebalkan kepercayaan publik terhadap perusahaannya tumbuh layaknya kepercayaan terhadap industri farmasi. Pada September 2022, Irwan mendapat penghargaan Lifetime Achievement Award dari Indonesia Brand Forum karena dianggap membawa jamu naik kelas.

Cerita selengkapnya bisa Anda baca pada Majalah Fortune Indonesia edisi Oktober 2022 dan simak kisah menarik dari Businessperson of the Year 2022 lainnya. https://www.tokopedia.com/majalahfortuneidn