back to list
back to list
Profile
Profile
Profile
Jahja Setiaatmadja
Jahja Setiaatmadja
Jahja Setiaatmadja
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk



Nama Jahja Setiaatmadja seperti telah lekat dengan Bank Central Asia karena dia sanggup menjadi orang nomor satu di bank swasta terbesar Indonesia itu selama 10 tahun. Dia menambatkan karier di sana sejak dekade 1990-an dan telah melewati berbagai krisis. "Saya bukan dari keluarga orang kaya. Saya juga pernah merasakan tidak punya uang,” katanya dalam wawancara dengan Fortune Indonesia.
Sepanjang 2020, BCA membukukan laba bersih Rp27,13 triliun, turun 5 persen dibanding 2019. Roda ekonomi yang melambat akibat pembatasan sosial membuat penyaluran kredit BCA turun 2,1 persen menjadi Rp575,6 triliun. Namun, BCA adalah perusahaan dengan laba bersih terbesar menurut data Fortune Indonesia 100 pada 2021.
Aktivitas belanja masyarakat yang terbendung rupanya membuat dana pihak ketiga tumbuh tinggi. Secara total, dana pihak ketiga naik 19,3% YoY menjadi Rp840,8 triliun pada 2020. Sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga, total aset perseroan mampu menembus seribu triliun rupiah untuk pertama kalinya—Rp1.075,6 triliun untuk lebih tepatnya.
“Kunci bisnis perbankan adalah menjaga kredit, dana, dengan profitability harus seimbang. Bagaimanapun sulitnya, kita bisa mencari jalan melalui efisiensi,” katanya.
Usianya bergerak ke arah 67, tapi ia menjaga semangat mudanya. Jahja masih mengikuti tren, termasuk dalam hal investasi. Menurutnya, bankir kekinian harus akrab dengan aset digital dan blockchain. Untuk merasakan pengalaman paripurna, Jahja pun mengoleksi aset mata uang digital alias cryptocurrency. Tanpa memerinci jumlah aset kripto miliknya, Jahja memberi gambaran bahwa dia memegang 8 juta unit saham BCA. Artinya, jika harga saham BCA naik Rp1.000 saja, ia akan mencatatkan gain Rp8 miliar.
Nama Jahja Setiaatmadja seperti telah lekat dengan Bank Central Asia karena dia sanggup menjadi orang nomor satu di bank swasta terbesar Indonesia itu selama 10 tahun. Dia menambatkan karier di sana sejak dekade 1990-an dan telah melewati berbagai krisis. "Saya bukan dari keluarga orang kaya. Saya juga pernah merasakan tidak punya uang,” katanya dalam wawancara dengan Fortune Indonesia.
Sepanjang 2020, BCA membukukan laba bersih Rp27,13 triliun, turun 5 persen dibanding 2019. Roda ekonomi yang melambat akibat pembatasan sosial membuat penyaluran kredit BCA turun 2,1 persen menjadi Rp575,6 triliun. Namun, BCA adalah perusahaan dengan laba bersih terbesar menurut data Fortune Indonesia 100 pada 2021.
Aktivitas belanja masyarakat yang terbendung rupanya membuat dana pihak ketiga tumbuh tinggi. Secara total, dana pihak ketiga naik 19,3% YoY menjadi Rp840,8 triliun pada 2020. Sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga, total aset perseroan mampu menembus seribu triliun rupiah untuk pertama kalinya—Rp1.075,6 triliun untuk lebih tepatnya.
“Kunci bisnis perbankan adalah menjaga kredit, dana, dengan profitability harus seimbang. Bagaimanapun sulitnya, kita bisa mencari jalan melalui efisiensi,” katanya.
Usianya bergerak ke arah 67, tapi ia menjaga semangat mudanya. Jahja masih mengikuti tren, termasuk dalam hal investasi. Menurutnya, bankir kekinian harus akrab dengan aset digital dan blockchain. Untuk merasakan pengalaman paripurna, Jahja pun mengoleksi aset mata uang digital alias cryptocurrency. Tanpa memerinci jumlah aset kripto miliknya, Jahja memberi gambaran bahwa dia memegang 8 juta unit saham BCA. Artinya, jika harga saham BCA naik Rp1.000 saja, ia akan mencatatkan gain Rp8 miliar.
Nama Jahja Setiaatmadja seperti telah lekat dengan Bank Central Asia karena dia sanggup menjadi orang nomor satu di bank swasta terbesar Indonesia itu selama 10 tahun. Dia menambatkan karier di sana sejak dekade 1990-an dan telah melewati berbagai krisis. "Saya bukan dari keluarga orang kaya. Saya juga pernah merasakan tidak punya uang,” katanya dalam wawancara dengan Fortune Indonesia.
Sepanjang 2020, BCA membukukan laba bersih Rp27,13 triliun, turun 5 persen dibanding 2019. Roda ekonomi yang melambat akibat pembatasan sosial membuat penyaluran kredit BCA turun 2,1 persen menjadi Rp575,6 triliun. Namun, BCA adalah perusahaan dengan laba bersih terbesar menurut data Fortune Indonesia 100 pada 2021.
Aktivitas belanja masyarakat yang terbendung rupanya membuat dana pihak ketiga tumbuh tinggi. Secara total, dana pihak ketiga naik 19,3% YoY menjadi Rp840,8 triliun pada 2020. Sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga, total aset perseroan mampu menembus seribu triliun rupiah untuk pertama kalinya—Rp1.075,6 triliun untuk lebih tepatnya.
“Kunci bisnis perbankan adalah menjaga kredit, dana, dengan profitability harus seimbang. Bagaimanapun sulitnya, kita bisa mencari jalan melalui efisiensi,” katanya.
Usianya bergerak ke arah 67, tapi ia menjaga semangat mudanya. Jahja masih mengikuti tren, termasuk dalam hal investasi. Menurutnya, bankir kekinian harus akrab dengan aset digital dan blockchain. Untuk merasakan pengalaman paripurna, Jahja pun mengoleksi aset mata uang digital alias cryptocurrency. Tanpa memerinci jumlah aset kripto miliknya, Jahja memberi gambaran bahwa dia memegang 8 juta unit saham BCA. Artinya, jika harga saham BCA naik Rp1.000 saja, ia akan mencatatkan gain Rp8 miliar.
Quick Fact
Quick Fact
Quick Fact
Jahja Setiaatmadja
Jahja Setiaatmadja
Education:
Education:
-
-
Quotes:
Quotes:
Kunci bisnis perbankan adalah menjaga kredit, dana, dengan profitability harus seimbang. Bagaimanapun sulitnya, kita bisa mencari jalan melalui efisiensi.
Kunci bisnis perbankan adalah menjaga kredit, dana, dengan profitability harus seimbang. Bagaimanapun sulitnya, kita bisa mencari jalan melalui efisiensi.
© 2025 IDN. All Rights Reserved.
© 2025 IDN. All Rights Reserved.
© 2025 IDN. All Rights Reserved.