Mulianto bukan orang baru di PT Indo Tambangraya Megah Tbk. Perjalanannya di ITM dimulai dari posisi accounting supervisor pada 1995, berbekal pengalaman kerja di kantor konsultan audit setahun sebelumnya. Satu dekade berkarier di ITM, ia dipromosikan menjadi head of general accounting pada 2005. Setelah 11 tahun mengemban tanggung jawab itu, ia dipercaya untuk berperan sebagai financial controller director. 

Kemudian, pada 2018, Mulianto diangkat menjadi Direktur Keuangan ITM sekaligus anak-anak usaha perseroan. Saat itu, statusnya adalah direktur independen. Pada tahun ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Mulianto akhirnya ditunjuk menjadi Direktur Utama ITM hingga saat ini. 

Selama kepemimpinan Mulianto, tingkat yield dividen ITM hampir selalu mencapai dua digit, kecuali pada 2021. Khusus pada 2024 ini, yield dividen ITM mencapai 16,08 persen untuk pembayaran April dan 10,93 persen pada September 2024. Tak hanya itu, ITM pun tidak pernah absen memberi dividen kepada para investor sejak 2008. “Kami sangat selalu berusaha untuk memberikan value lebih kepada para pemegang saham,” kata Mulianto.

Kendati demikian, kas ITM hingga akhir paruh satu 2024 masih berjumlah US$800 jutaan, lebih dari cukup untuk mendanai belanja modalnya secara mandiri. Pendapatan ITM berjumlah US$1,05 miliar pada semester I-2024, sedangkan laba bersihnya mencapai US$129 juta.