back to list

back to list

Profile

Profile

Profile

Wendy Yap

Wendy Yap

Wendy Yap

Presiden Direktur PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

Presiden Direktur PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

Presiden Direktur PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

Bisnis Wendy Yap agaknya tidak jauh-jauh dari gandum. Sebelum namanya melekat dengan Sari Roti, dia lebih dulu berurusan dengan restoran cepat saji Amerika Serikat, Wendy’s. “Keluarga saya dapat franchise Wendy’s hamburgers tahun 1991. Kami dapat untuk Indonesia, Cina, Hong Kong,” ujarnya kepada Fortune Indonesia (11/9). Itu setelah dia merasa tidak mendapat cukup tantangan ketika bekerja di perusahaan real estate ayahnya di California, Amerika Serikat. Wendy’s jadi pilihan setelah terjadi diskusi panjang. 

“Kami terbang ke ke Columbus, Ohio, Amerika Serikat, langsung bertemu [pendiri Wendy’s] Dave Thomas. Dia tanya, kenapa membeli franchise untuk Asia. Di Amerika sudah besar dan masih banyak potensi,” katanya. Dave pun mempertanyakan minat mereka mendatangkan restoran itu ke Indonesia karena pengusaha Amerika itu bertujuan membangun bisnisnya di Eropa, Korea, dan Jepang. “Kenapa Indonesia?” ujar Wendy menirukan Dave. “I want this franchise because my daughter’s name is Wendy,” kata Wendy mengulang kembali alasan ayahnya. “Dave Thomas tertawa. Dia bilang, “okay, you got it.”

Pada awal 1995—beberapa tahun setelahnya, PT Wendy Citarasa, perusahaan yang menaungi Wendy’s dilepas kepada perusahaan lain, karena mendapatkan “harga yang sangat bagus, sangat tinggi,” ujar Wendy. Di lain pihak, dia mengatakan bahwa Piet merasa itu bukan keputusan tepat. Ayahnya justru menanyakan apa yang akan dikerjakan oleh anaknya jika bisnisnya itu dijual. “Saya maunya istirahat dulu beberapa bulan, mungkin satu tahun,” kata Wendy mengenang percakapan dengan Piet. Tanggapan ayahnya lebih tajam. Dia tidak mengizinkan anaknya untuk rehat. “Tidak boleh libur. Harus kerja,” kata sang ayah. 

Itulah momen ketika Piet mengajukan pertanyaan yang lantas turut melahirkan brand roti yang kelak menjadi raksasa. “Kenapa kamu enggak bikin roti?” ujar Wendy menirukan Piet.

Bisnis Wendy Yap agaknya tidak jauh-jauh dari gandum. Sebelum namanya melekat dengan Sari Roti, dia lebih dulu berurusan dengan restoran cepat saji Amerika Serikat, Wendy’s. “Keluarga saya dapat franchise Wendy’s hamburgers tahun 1991. Kami dapat untuk Indonesia, Cina, Hong Kong,” ujarnya kepada Fortune Indonesia (11/9). Itu setelah dia merasa tidak mendapat cukup tantangan ketika bekerja di perusahaan real estate ayahnya di California, Amerika Serikat. Wendy’s jadi pilihan setelah terjadi diskusi panjang. 

“Kami terbang ke ke Columbus, Ohio, Amerika Serikat, langsung bertemu [pendiri Wendy’s] Dave Thomas. Dia tanya, kenapa membeli franchise untuk Asia. Di Amerika sudah besar dan masih banyak potensi,” katanya. Dave pun mempertanyakan minat mereka mendatangkan restoran itu ke Indonesia karena pengusaha Amerika itu bertujuan membangun bisnisnya di Eropa, Korea, dan Jepang. “Kenapa Indonesia?” ujar Wendy menirukan Dave. “I want this franchise because my daughter’s name is Wendy,” kata Wendy mengulang kembali alasan ayahnya. “Dave Thomas tertawa. Dia bilang, “okay, you got it.”

Pada awal 1995—beberapa tahun setelahnya, PT Wendy Citarasa, perusahaan yang menaungi Wendy’s dilepas kepada perusahaan lain, karena mendapatkan “harga yang sangat bagus, sangat tinggi,” ujar Wendy. Di lain pihak, dia mengatakan bahwa Piet merasa itu bukan keputusan tepat. Ayahnya justru menanyakan apa yang akan dikerjakan oleh anaknya jika bisnisnya itu dijual. “Saya maunya istirahat dulu beberapa bulan, mungkin satu tahun,” kata Wendy mengenang percakapan dengan Piet. Tanggapan ayahnya lebih tajam. Dia tidak mengizinkan anaknya untuk rehat. “Tidak boleh libur. Harus kerja,” kata sang ayah. 

Itulah momen ketika Piet mengajukan pertanyaan yang lantas turut melahirkan brand roti yang kelak menjadi raksasa. “Kenapa kamu enggak bikin roti?” ujar Wendy menirukan Piet.

Bisnis Wendy Yap agaknya tidak jauh-jauh dari gandum. Sebelum namanya melekat dengan Sari Roti, dia lebih dulu berurusan dengan restoran cepat saji Amerika Serikat, Wendy’s. “Keluarga saya dapat franchise Wendy’s hamburgers tahun 1991. Kami dapat untuk Indonesia, Cina, Hong Kong,” ujarnya kepada Fortune Indonesia (11/9). Itu setelah dia merasa tidak mendapat cukup tantangan ketika bekerja di perusahaan real estate ayahnya di California, Amerika Serikat. Wendy’s jadi pilihan setelah terjadi diskusi panjang. 

“Kami terbang ke ke Columbus, Ohio, Amerika Serikat, langsung bertemu [pendiri Wendy’s] Dave Thomas. Dia tanya, kenapa membeli franchise untuk Asia. Di Amerika sudah besar dan masih banyak potensi,” katanya. Dave pun mempertanyakan minat mereka mendatangkan restoran itu ke Indonesia karena pengusaha Amerika itu bertujuan membangun bisnisnya di Eropa, Korea, dan Jepang. “Kenapa Indonesia?” ujar Wendy menirukan Dave. “I want this franchise because my daughter’s name is Wendy,” kata Wendy mengulang kembali alasan ayahnya. “Dave Thomas tertawa. Dia bilang, “okay, you got it.”

Pada awal 1995—beberapa tahun setelahnya, PT Wendy Citarasa, perusahaan yang menaungi Wendy’s dilepas kepada perusahaan lain, karena mendapatkan “harga yang sangat bagus, sangat tinggi,” ujar Wendy. Di lain pihak, dia mengatakan bahwa Piet merasa itu bukan keputusan tepat. Ayahnya justru menanyakan apa yang akan dikerjakan oleh anaknya jika bisnisnya itu dijual. “Saya maunya istirahat dulu beberapa bulan, mungkin satu tahun,” kata Wendy mengenang percakapan dengan Piet. Tanggapan ayahnya lebih tajam. Dia tidak mengizinkan anaknya untuk rehat. “Tidak boleh libur. Harus kerja,” kata sang ayah. 

Itulah momen ketika Piet mengajukan pertanyaan yang lantas turut melahirkan brand roti yang kelak menjadi raksasa. “Kenapa kamu enggak bikin roti?” ujar Wendy menirukan Piet.

Quick Fact

Quick Fact

Quick Fact

Wendy Yap

Wendy Yap

Education:

Education:

-

-

Quotes:

Quotes:

-

-